Menu

Tuesday, November 11, 2014

Kisah Motivasi Segenggam Garam



السلام عليكم ورحمةالله وبركاته


Annyeong..! :) Udah pernah baca atau dengar tentang kisah motivasi segenggam garam? Aku dong udah beberapa kali denger kisah tentang ini! :D Tapi baru 'ngeuh' banget kalo kisah ini emang beneran keren.. hehe.. u.u
Buat yang penasaran atau mau mengingat kembali kisahnya, ini aku ceritain lagi.. :D

Disana, seorang santri tengah diam dan terlihat gelisah. Beban hidupnyalah yang ia rasa sangat berat yang membuatnya gelisah dan murung seperti ini. Tak tahan dengan deritanya, santri ini pun pergi menemui gurunya dan hendak mengadukan keluh kesahnya pada sang guru.

"Assalamu'alaikum, Kyai.." Sapa sang santri.

"Wa'alaikumsalam. Ada apa denganmu? kenapa kau terlihat begitu murung?" Dengan penuh perhatian sang guru bertanya pada.

"Saya memiliki banyak beban, kyai. Hidup saya sangat penuh dengan cobaan. Saya rasa saya sudah tidak sanggup lagi menanggungnya." Dengan nada yang lemah sang santri mengeluh pada gurunya.

Sang Kyai hanya tersenyum. Kemudian dengan tenangnya sang Kyai berkata "Pergilah kembali ke rumahmu. Dan ambilah dua genggam garam." Perintah sang guru.

Dengan wajah keheranan, sang santri pergi kembali ke rumahnya dan melakukan apa yang diperintahkan oleh gurunya.
Tak lama, sang santri telah kembali dengan kedua tanganya yang menggenggam garam.

"Kemarilah. Masukanlah segenggam garam yang ada di tanganmu kedalam gelas ini." Sang guru menunjukan sebuah gelas dengan air putih di dalamnya.

Sang santri hanya mematuhi perintah gurunya itu. Bahkan saat ia diperintahkan untuk meminum segelas air yang telah di campuri segenggam garam pun ia bersedia. Sudah dapat di tebak.

"Sangat asin, Kyai.." Seru sang santri.

Sang kyai hanya tersenyum. Kemudian diajaknya lah santri kesayanganya itu pergi ke sebuah tempat.
"Sekarang, lemparkanlah segenggam lagi garam yang ada di tanganmu ke danau ini." Perintah sang kyai.
Sang santri pun melemparkan garam itu. Dan kali ini, sang santri kembali diperintahkan untuk meminum air yang telah di campuri dengan garam lagi. Tapi kali ini, itu bukan hanya segelas air, tapi lebih dari itu, ini adalah sebuah danau.
"Bagaimana?" Tanya sang Kyai.

"Segar, kyai. sangat segar." Seru sang santri. Berkali-kali ia kembali meminum air dari danau itu.

"Begitulah. Allah s.w.t telah menakar cobaan untuk manusia. Layaknya segenggam garam itu. Ya.. hanyalah segenggam garam. Kemudian tugas kitalah untuk menjadikan hati kita, menjadi hanya sebesar gelas, atau menjadi seluas danau." Nasihat sang guru.

Sang santri mulai mengerti apa arti dari semua yang baru saja diperintahkan oleh gurunya. Ia mengerti, bahwa dengan hati yang sempit, sebuah masalah akan terasa begitu berat. Sebaliknya, dengan hati yang luas, cobaan apapun tidak akan terasa begitu berararti. Layaknya segenggam garam dalam segelas air, dan segenggam garam dalam sebuah danau.


Nah.. itulah ceritanya. Faham? pasti faham lah ya..? Kalo masih belum faham juga, baca ulang aja! :p haha..
Intinya, kita harus bisa mengatur kapasitas hati kita. Jadi sebesar gelas kah? atau seluas danau kah? itu terserah diri masing-masing yang punya hati itu sendiri. Gak mau dong kalo harus ngejalanin hidup ini dengan penuh beban tekanan. Dengan hati yang luas, InsyaAllah kita akan terhindar dari kegelisahan dan sikap mengeluh atas cobaan hidup. (mana 'Amin' nya?? :D) Amin..
Yang harus di ingat, Allah tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya melebihi batas kemampuan hambanya.
Don't give up! Hwaiting!! ^o^9

Thanks for reading.. see you~! ^-^

No comments:

Post a Comment