Banyak yang mengatakan bahwa semua wanita itu lemah. Juga egois, selalu ingin di dengar tapi tidak pernah mau mendengar.
Banyak yang beranggapan bahwa wanita itu tidak mau lelah dan enggan berkorban. Juga penakut dan lebih mementingkan perasaan dibanding fikiran.
Banyak yang mengira senjata utama wanita adalah air mata dan rengekannya saja.
Mulut-mulut itu salah, tetapi bukan bodoh. Hanya saja mereka belum bertemu dengan sahabatku, Eneng Miftahul Jannah.
Ia adalah gadis muda terhebat yang pernah ku temui. Sekali pun, ia tidak pernah bertengkar demi kepuasan egonya. Ia lebih tau bagaimana berbicara dengan baik, juga bisa menjadi pendengar yang sangat baik.
Ia tidak sungkan berjuang untuk kebahagiaan orang-orang disekelilingnya. Baginya yang terpenting adalah membuat semua orang tersenyum.
Ia juga seorang yang pemberani. Diusianya yang sangat muda, ia berani untuk pergi jauh mengambil risiko dan mengejar yang ia inginkan. Mengenyampingkan segala rasa takut, dan berjalan dengan fikiran maju. Ia begitu cerdas dan menjadi pribadi luar biasa yang disenangi banyak orang.
Satu hal yang paling ku banggakan darinya adalah, ia tetap berusaha untuk istiqomah ditengah kehidupan barunya di luar sana.
Kini wawasannya semakin dalam, kawannya semakin luas, pula hari ini, usianya genap bertambah. Namun tidak banyak hal yang berubah. Ia masih tetap Eneng Miftahul Jannah yang ku kenal dulu. Ia tak melupakan ku dan teman-teman lainnya disini. Bahkan sering ia megingatkan kami banyak hal tentang Allah dan akhirat.
Aku begitu beruntung telah bertemu denganmu, gadis yang mengajarkanku ketulusan, kegigihan, selalu optimis, tetap tawadhu, dan berusaha istiqamah.
Maaf jika aku berlebihan. Aku tidak bermaksud menyanjung. Aku hanya senang berbagi hal positif dengan yang lain. Ia memberiku banyak kebaikan. Kini ku bagikan pada semua orang.
Terimakasih banyak, kawan. Semoga ridho Allah senantiasa bersamamu.
고마워 미안해 사랑해
❤❤⭐⭐⭐⭐❤❤
No comments:
Post a Comment