Menu

Sunday, September 6, 2015

Soulmate Part 1 (Annyeong!)

Soulmate Part 1 (Annyeong!)



|| a story by Ly @Lia_YH ||

|| Length : 3 Shoot || 

|| Rating : PG-13 || 

|| Genre : Friendship, Schoollife, Family (sedikit) || 

|| Main Cast : Park Nana (OC) and Park Chanyeol EXO||

|| Other Cast : Kim Jia (OC), Byun Baekhyun Exo, and other||


||Bagian 1||


"Kenapa kau meninggalkanku?"

"Berhentilah mengejarku, Yeoli!!"

"Andwaeyo! Aku tidak akan berhenti sampai aku bisa menangkapmu! Hahaha.."
Sepasang anak kecil itu berlarian mengitari ayunan. Chanyeol sangat antusias mengejar yeoja kecil yang tampaknya benar-benar ingin menghindari Chanyeol. Hingga ke duanya lelah dan duduk di tanah. Chanyeol meletakan tangannya di bahu yeoja cilik itu.

"huft.. Hh.. Aku lelah hh, Yeoli ah. Kenapa hh kau terus mengejarku?!"

"hh haha.. Ne, nado. A hh aku hanya ingin dekat denganmu. Tidak boleh ya?" Jawab Chanyol kecil dengan polosnya.

"He? Tentu boleh. Tapi jangan mencubit pipiku seperti tadi ya.. Jika kau melakukannya aku akan berlari lagi."

"ah eung! hehe.."

...

"Kenapa kau akan pergi? Bagaimana kita bisa menikah jika kau pergi?" Chanyeol kecil menangis.

"Um.. Mollayo. Tapi Appa bilang kami hanya akan pergi sebentar. Kita kan tetap bisa menikah saat aku pulang nanti!"

"Yaksok?"

"Yaksok!" Mereka menautkan kelingking mereka.

...

~*~ 10 years latter ~*~ 

"Chanyeol ah!! Palli ireona! Ini sudah siang! Apa kau ingin terlambat, huh?!" Jia menggoyang-goyangkan tubuh Chanyeol yang masih terlihat nyaman di ranjangnya.
Ini sudah pukul 6 pagi. Mereka harus segera berangkat sekolah. Memang telah menjadi kebiasaan mereka untuk berangkat bersama ke sekolah sejak beberapa tahun lalu, sejak Jia menjadi tetangga baru Chanyeol.

"hoam.. Hhh" Chanyeol melengguh. Ia membuka matanya, dan yang pertama ia lihat adalah sepasang mata yeoja yang membulat sempurna menandakan ekspresi penekanan. "Jam berapa ini?" Tanya Chanyeol dengan santainya.

"Jam 7!" Tukas yeoja berambut kuncir kuda itu.

"Huwa!! Jinjjayeo?" Chanyeol spontan berlari menuju kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat sekolah.
...

"Tadi kau bilang jam 7.." Keluh Chanyeol malas. Sahabatnya itu telah membohonginya. Ini baru pukul 6.09.

"ppffft.." Jia menahan tawanya. Ditambah kini Chanyeol muncul dengan aneh, sikat gigi yang ia gigit dan handuk yang ia kenakan dengan asal di kepalanya.

"Awas ya kau!" Umpat Chanyeol dan bersiap menerkam Jia.


~*~ 

@Another place.
Park Nana telah bersiap dengan seragam dan tas sekolahnya. Ini adalah hari pertamanya di sekolah barunya. Dan yang tidak boleh ia lewatkan adalah sarapan pagi.

"Joheun achim, Nona muda.." Bibi Lee menyapa Nana.

"Ne, joheun achim, Lee ahjuma. Mau sarapan bersama?" Tawar Nana.

"Ah..tidak terimakasih, nona muda. Saya masih memiliki pekerjaan lain."

"Ah.. Baiklah.."
Nana duduk sendiri di ruang makan dan memakan sendiri sarapannya, pancake sirup mapel dan segelas susu hangat.

"Kau egois dan tidak pernah mau mengerti perasaanku!!" Teriak seseorang.

"Kenapa kau berbicara seperti itu seolah kau tidak bersalah, huh? Kau fikir aku tidak pernah memikirkanmu dan Nana?!" Timpal seseorang lainnya denga suara yang sangat berat.
Kini kita tahu kenapa Nana hanya seorang diri di meja makannya. Ya, kedua orang tuanya sedang sibuk dengan urusan mereka.
Nana mendengat semuanya. Ia menggantungkan sendoknya di udara dan menghela nafas panjang, lalu meneguk susu hangatnya. Ia meletakan kembali sendoknya dan mengurungkan niatnya untuk makan. Ia bergegas mengambil tas, beberapa buku, lalu bangkit untuk berangkat sekolah.

"Chagiya.."
Nana menoleh, dan itu adalah appanya yang tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa.
"Ini hari pertamamu sekolah. Biar appa mengantarmu. Kajja." Appa Nana merangkul bahunya untuk berangkat bersama.

"Aniyo. Tidak perlu appa." Tolak Nana.

"Benarkah?"
Nana mengangguk.

"Baiklah.." Appa Nana mengusap rambutnya. "Kalau begitu ini untuk naik bus." Appa Nana memberinya sejumlah uang.

"Gomawo. Aku berangkat Appa."

"Chagiya, tidak ingin berpamitan pada eomma?" Eomma Nana menghampiri Nana. Matanya sembab, tapi ia masih mengusahakan sebuah senyuman untuk Nana, juga berusaha bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. "Ini, untuk tambahan uang sakumu. Eomma pernah seusiamu dan eomma tau bagaimana menggiyurkannya dress-dress di mall itu. Hihi.." Eomma Nana berceloteh dan mencolek ujung hidung Nana.

"Eum. Aku berangkat eomma." Pamit Nana. Tak lupa ia dibekali sebuah kecupan dari eommanya.

'cklek' Nana menutup pintu rumahnya.

"Apa yang kau lakukan?! Ingin merayu Nana? Huh"

"Kya! Aku tidak seburuk yang kau fikir! Nana akan ikut bersamaku!"

Meski pintu telah tertutup, samar-samar Nana masih bisa mendengar perkelahian kedua orang tuanya.
Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan sejumlah uang yang baru saja ia terima. "Gomawo." Ucapnya sembari membuang semua uang itu kedalam pot bunga besar di depan rumahnya. Ia mengusap air matanya, kemudian berangkat sekolah, juga berusaha bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

*Park Nana P.O.V
"Payah. Kenapa aku membuangnya dan tidak menyisakan sedikitpun untuk naik bis?" Aku menyesal telah membuang semua uang saku ku hari ini. Terpaksa aku harus berjalan kaki ke sekolah.
Ini adalah hari pertamaku bersekolah, aku baru kembali ke Korea beberapa hari yang lalu, dan mendaftar di sekolah ternama di sini. Jika aku terlambat dan gerbang sekolah telah di kunci, tak apa, mungkin untuk pertama kalinya dalam seumur hidup aku bisa membolos.

'Did did..'
Suara klakson terdengar nyaring di belakangku. Tapi ku kira aku sudah berjalan di tempat yang semestinya.

"Ya! Chamkaman!" Seru pengendara motor itu. Ku rasa ia sedang berbicara padaku.

"Aku?" Tanyaku.

"Ne. Seragam sekolah yang sama. Apa kau siswi SOPA?" Tanyanya.

"Ne."

"Kita satu sekolah. Ini sudah siang. Apa kau yakin akan berjalan kaki hingga ke sekolah? Padahal sekolah masih cukup jauh."

"Benarkah? Entahlah ini hari pertamaku sekolah."

"Ah.. Jadi kau siswi baru? Pantas saja kau tida mengenalku. Baiklah.. Naiklah." Ajaknya.

"Eung. Maaf merepotkan." Aku menerima ajakannya untuk berangkat bersama.

"Pegangan yang erat kita akan meluncur!" Ujarnya lalu melajukan motornya dengan sangat cepat.
Jujur saja, ini kali pertama aku mengendarai motor dengan kecepatan seperti ini, tapi apa boleh buat? Aku sudah cukup merepotkan dengan menumpang padanya. Tidak enak jika aku harus mengganggunya dengan protesku.

...

Akhirnya tiba di sekolah. Tempat parkir tepatnya. Aku turun dan kakiku rasanya gemetar juga lemas. Aku benar-benar masih merasakan sensasi meluncur dengan cepat seperti naik motor barusan. Aku memijat-mijat sendiri pahaku.

"Waeyo?" Tanya namja ini setelah ia melepas helm nya.
Eh, wajahnya.. neomu gwiyowo! Seolah ia bukan pengendara motor yang mengemudi dengan menyeramkan seperti tadi.
"Waeyo?" Tanyanya lagi.

"He? Hh gwaenchana. A aku.. Ini pertama kalinya aku naik motor dengan kecepatan seperti tadi." Jujurku.

"Jinjjayo? Neomu gwiyowo.. Kenapa kau tidak protes sejak awal?" Ia mencubit pipiku.
Aish..
"Aku Baekhyun, 2 Musik 3. Apa kita sekelas?" Lanjutnya.

"Ani, kemarin aku berbicara dengan kepala sekolah. Beliau bilang aku akan duduk di kelas 2 Musik 2."

"Aish.. Sayang sekali. Hajiman, kajja. Biar ku antar kau sampai kelasmu. Kau belum mengenal sekolah ini kan?"

"eum.." Aku mengangguk.
Permulaan yang baik. Aku cukup beruntung bertemu dengan Baekhyun hari ini.
Sepanjang koridor Baekhyun banyak bercerita tentang peraturan sekolah dan hal lainnya. Ia sangat ramah.

"Dan ini kelasmu." Ucap Baekhyun.

"ah.. Ne, gomapseumnida."

"Cheonmana." Balas Baekhyun.
Aku hanya tersenyum dan masuk kelas.
"Chankaman.." Sela Baekhyun. "Kau belum memberitahuku siapa namamu?"

"Aish.. Aku lupa. Nana imnida, Park Nana."
*Park Nana P.O.V End

"... Nana imnida, Park Nana."
Telinga Chanyeol menangkap sepenggal percakapan itu. Ia menoleh ke arah suara, dan mendapati seorang siswi asing yang berdiri di depan kelasnya.

"Kenapa soal seperti ini kau masih saja salah mengerjakannya? Harusnya eump-" Kata-kata Jia terpotong saat Chanyeol meletakan jarinya di bibir Jia.

"Siapa dia?" Tanya Chanyeol tanpa berhenti memandangi siswi baru dihadapannya.

"Ish.." Jia menepis jari Chanyeol, "Mana? Eh? Entahlah.." Jia juga tidak mengenalnya.
Lalu Chanyeol menyadari bahwa siswi baru itu sedang kebingungan mencari kursi yang mungkin bisa ia duduki.

"Pergilah dulu." Usir Chanyeol pada Jia.

"Mwo?"

"Ish.. Ku bilang pergilah dulu. Biarkan siswi baru itu duduk disini." Chanyeol memperjelas kalimatnya.

"Ish.. Aku sudah hafal gelagatmu." Sindir Jia sebelum ia meninggalkan kursinya.

"Annyeong! Apa kau siswi baru? Park Chanyeol imnida." Chanyeol menghampiri siswi baru itu.

"Annyeong. Ne. Park Nana imnida." Nana menyambut uluran tangan Chanyeol.

"Apa kau sedang mencari kursi kosong? Kau bisa duduk di sampingku." Tawar Chanyeol.

"Benarkah?"

"Tentu. Mari."

"Gomapseumnida.." Ujar Nana.

...

Hari-hari berlalu. Perkenalan singkat itu membawa Chanyeol dan Nana kedalam kedekatan yang semakin baik. Mereka sering kali belajar bersama dan makan bersama saat jam istirahat. Tidak hanya berdua. Jangan lupakan Jia yang memang sudah terlebih dahulu terbiasa bersama Chanyeol. Mereka bertiga sering menghabiskan waktu bersama. Chanyeol selalu bersikap manis pada Nana, tapi pada saat yang bersamaan, ia bisa berubah menjadi penuh lelucon saat menoleh pada Jia. Bisa dikatakan itu adalah hari-hari yang manis bagi Chanyeol dan Nana, sekaligus juga hari-hari yang menyenangkan bagi Chanyeol dan Jia. Dan itu adalah hari-hari yang berkesan bagi Nana dan Jia.
Tapi anehnya, jika belajar bersama di luar sekolah, Jia selalu absen dan membuat Chanyeol hanya bisa belajar bersama Nana.

...

-TBC-

Dan part ini pun TBC dengan tidak indahnya. Terimakasih banyak sudah membaca! ^_^Apa terlalu pendek? Ya. sesuai sub-judul-nya(?) "Anyyeong!" Part 1 ini memang hanya ingin memperkenalkan situasi awal dan perkenalan tokoh utama dengan tokoh lainnya. Dan untuk part 2 rencanya akan lebih panjang dan membahas keseharian mereka. Sampai jumpa di part 2! Pai pai~**Ssstt... Bocoran, part 2 nanti akan ada bumbu romancenya!

3 comments: