-Last Birthday-
Hari sudah cukup malam. Tapi seorang siswi lengkap dengan seragam, tas sekolah, dan sebuah payung masih berjalan pulang sendirian menuju rumahnya.
Hari sudah cukup malam. Tapi seorang siswi lengkap dengan seragam, tas sekolah, dan sebuah payung masih berjalan pulang sendirian menuju rumahnya.
"Ne, eomma?" Yeoja itu setengah meneriaki layar ponselnya.
Suara mungilnya hampir tertelan gemuruh air hujan yang menimpa payungnya.
Suara mungilnya hampir tertelan gemuruh air hujan yang menimpa payungnya.
Sementara suara diseberang sana terdengar seperti sedang mengomel.
"Kenapa kau masih di luar rumah? Ini sudah malam. Cepatlah pulang! Eomma sudah menyiapkan makan malam untukmu di meja makan sebelum eomma berangkat tadi sore. Eomma baru bisa pulang setelah halmeoni benar-benar pulih. Kau baik-baik dirumah ya, YoungEun ah! Sudah ya.." 'Tut~ tut~' Panggilan diakhiri.
"he? Eomma! Ish.." Dengus YoungEun kesal. Ia sangat menyesal karena tidak bisa ikut menjenguk halmeoninya. "Huft.. Jika saja bukan karena namja itu, aku tidak akan pulang terlambat untuk ikut menjenguk Halmeoni!" Geramnya.
YoungEun melanjutkan langkahnya, lalu berhenti tepat di tepi persimpangan sebelum berbelok ke jalan kecil menuju perumahan tempat ia tinggal.
"miaw.. miaw.."
"Halusinasiku saja, atau apa aku benar-benar mendengar suara anak kucing?" pikir YoungEun.
YeongEun berjongkok mencari sumber suara, lalu ia menemukan sebuah kotak berukuran sedang berisi seekor anak kucing yang kehujanan. "hhh? Kau sendirian? Kasihan.." iba YoungEun. Ia meneduhi kotak kucing itu dengan payungnya tanpa memikirkan keadaan tubuhnya sendiri.
"Mana pemilikmu?" Tanya YoungEun lagi penuh perhatian, seolah anak kucing itu akan menjawabnya.
"Mana pemilikmu?" Tanya YoungEun lagi penuh perhatian, seolah anak kucing itu akan menjawabnya.
Ya, perhatiannya hanya tertuju pada anak kucing itu, hingga sepersekian detik kemudian ia baru menyadari sesuatu yang janggal tengah terjadi, disekitarnya, pada dirinya. Hal aneh, dimana tubuhnya tidak basah saat ia berjongkok dibawah hujan. YoungEun mendongakkan kepalanya, "Hwa... N neo?!"
"N ne?" Jawaban setengah menggigil dari namja yang sedang meneduhi YoungEun dengan payungnya dan membiarkan tubuhnya sendiri basah kuyup terguyur hujan.
<<<<flashback (siang harinya)
@Class.
Sim HyunSeong Seonsaengnim yang dikenal ramah namun tak bisa dibantah, sedang membagi siswa kedalam beberapa kelompok dengan dua anggota untuk membuat tugas resensi kitab puisi kuno.
"... Han EunKyung dengan Jo KwangMin."
@Class.
Sim HyunSeong Seonsaengnim yang dikenal ramah namun tak bisa dibantah, sedang membagi siswa kedalam beberapa kelompok dengan dua anggota untuk membuat tugas resensi kitab puisi kuno.
"... Han EunKyung dengan Jo KwangMin."
"Yes" EunKyung dan Kwangmin ber-highfive.
"Jung JjiWon dengan No Min Woo"
"Yeay!" Begitupun dengan JjiWon dan Minu.
"Han HyunWoo dengan Chicco Kurniawan" mereka hanya saling melempar senyum.
"Dan kelompok terakhir, Jo YoungMin dengan Park YoungEun." Jelas Sim Seonsaengnim.
YoungMin melirik YoungEun dengan smirknya, sementara YoungEun hanya tertunduk lesu dan menenggelamkan wajah di mejanya "sudah ku duga.." keluhnya.
...
Saat jam istirahat YoungEun tak memberi kesempatan pada YoungMin untuk melarikan diri dari tugas. Mereka tipe yang berbeda. YoungEun dengan sikap idealisnya pada setiap tugas, dan YoungMin dengan sikap dinginnya namun juga dengan tangan ajaib pencetak nilai A+. Keduanya termasuk siswa yang pandai, namun sering kali berselisih. Itulah sebabnya mereka selalu disatukan dalam setiap pembagian kelompok.
"Apa kau tidak bisa pergi sendiri ke perpustakaan? Jika hanya mengumpulkan bahan materi, ku kira itu bisa kau lakukan sendiri. Biar nanti aku yang menyusunnya." Acuh YoungMin.
"Andwaeyo! Ini tugas kelompok. Kita harus mengerjakannya bersama-sama!" Tukas YoungEun.
"Aish.. Baiklah.. Tapi, aku yang memilih buku-bukunya." Timpal YoungMin.
Karena malas berdebat, YoungEun hanya menjawab dengan anggukan saja.
@Perpustakaan
Disanalah mereka. Seorang berjalan didepan dan memilah-milah buku yang akan menjadi bahan materi, dan seorang lagi berjalan kerepotan mengikuti dibelakang dengan tumpukkan buku ditanganya yang tak henti-hentinya ia terima dari rekannya yang berjalan di depan.
Disanalah mereka. Seorang berjalan didepan dan memilah-milah buku yang akan menjadi bahan materi, dan seorang lagi berjalan kerepotan mengikuti dibelakang dengan tumpukkan buku ditanganya yang tak henti-hentinya ia terima dari rekannya yang berjalan di depan.
"Kya!" Protes YoungEun.
"Sst.." YoungMin sama sekali tak mengalihkan matanya dari deretan buku puisi.
"Ya, YoungMin ah.. Aku kerepotan." Ucap YoungEun yang wajahnya hampir habis tertutupi tumpukan buku yang ia pegang. Namun lagi-lagi YoungMin tetap tak peduli. Sebuah buku lagi ia berikan pada YoungEun, dan kini membuat wajah YoungEun benar-benar habis ditelan buku-buku itu.
"(Aish.. NAMJA INI BENAR-BENAR!) YA! JO YOUNGMIN!" Seru YoungEun dengan menjatuhkan buku-bukunya. Kemudian tangannya mengepal bersiap-siap memberi pelajaran pada YoungMin.
"eoh? Mwoya? Apa yang akan kau lakukan?" Ujar YoungMin tak kalah keras.
Seolah tak sadar mereka sedang berada dimana, mereka berlarian kesana kemari, membuat kegaduhan dan menyenggol beberapa rak buku hingga terjatuh.
Seorang librarian menegur dan memberi mereka hukuman berupa mebersihkan seluruh perpustakaan yang pastinya akan menghabiskan sangat banyak waktu.
>>>>flashback end
"Apa yang kau lakukan?" Tanya YoungEun.
"Kau sendiri?"
"Aku? Aku kasihan dengan anak kucing ini, ia kehujanan.."
"Apa kau tak kasihan juga padaku?" Sindir YoungMin kemudian.
"He? Mianhae.. Kau benar-benar basah kuyup.. Kya! Siapa suruh kau meneduhiku?!"
"Aish.. Benar-benar tidak tahu terimakasih." Pekik YoungMin lalu beranjak pergi dengan meninggalkan payungnya di pundak YoungEun.
"YoungMin ah, chankaman! Bukankah rumahmu masih cukup jauh? Ja, ikutlah ke rumahku." Ajak YoungEun.
Mereka berjalan bersama menuju rumah YoungEun. Tak lupa YoungEun membawa pulang anak kucing yang ia temukan.
"Meskipun namja ini yang membuatku jengkel seharian ini, tapi malam ini ia sudah begitu baik dan peduli. Setidaknya aku tidak ingin berhutang budi padamu, Jo YoungMin." Batin YoungEun.
@Rumah keluarga Park.
"Duduklah dulu. Aku akan coba mencarikan baju yang cocok untukmu, setelah aku membersihkan anak kucing ini."
-------
Young eun membawa anak kucing itu ke toilet yg sudah ada di hadapan mata, ia mengguyur seluruh tubuh kucing itu dengan air hangat lalu mengeringkannya dengan handuk kecil yang sudah tergantung di samping kloset. Sesaat kucing itu mengibas ngibaskan bulunya untuk menghilangkan sisa tetesan air yg masih tersisa pada bulunya.
" aahh.. neomu kyeoptta."
Ucap Young eun gemas, dan membawa kucing itu ke kamarnya.
"Ah!"
Langkah Young eun terhenti ketika mengingat sesuatu.
Young eun berlari kecil menaiki anak tangga menuju kamarnya sedikit terburu buru, ia menerobos pintu lalu membuka lemari baju dan langsung mengacak ngacak isinya. Seketika tangannya dengan refleks menyabet sebuah hoodie bersize L yg sekiranya terlalu besar untuknya. Hoodie berwarna pink dengan gambar hello kitty kesayangannya.
"Ah.. padahal aku belum pernah memakainya."
Ia mengeluh dan memandang kecewa hoodie kesayangannya itu. Siapa sangka, hoodie yg selama ini ia beli karna lucu akan berakhir mengenaskan pada tubuh youngmin malam ini. Dan dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Young eung berlari menghampiri Youngmin yang sudah kedinginan sedari tadi.
"Pakailah..!"
Young eun melempar hoodie itu ke pangkuan Youngmin dengan napas masih tersengal sengal . Mata youngmin melotot memandang benda yang terkulai lemas dipangkuannya.
"YAA!! Kau menyuruhku memakai inii???"
Young eun hanya mengangguk.
"Hey hey hey.. kau pikir aku mau memakainya?? Aishh..!"
Youngmin melempar hoodie itu pada Young eun.
"geurae!! Sepertinya kau lebih baik kedinginan!! Lupakanlah!"
Young eun pergi dan mendecak kesal.
(Aish.., kenapa jadi kaya gini)
Sementara itu.
"Hacciihh! "
Suara aneh itu mengusik pendengaran Young eun.
"HA.. HA. Haaa chiiiii!!"
Youngmin menggigil dan tak henti hentinya bersin.
"Sudah ku bilang, pakailah.. anggap saja hoodie ini berwarna putih dan bergambar Pikachu kesayanganmu...!"
Young eun yg entah datang dari mana melempar kembali hoodie itu pada youngmin. Karna tubuh Youngmin sangat membutuhkan benda itu, akhirnya dengan terpaksa Youngminpun menerimanya dan memakainya. Tak lama setelah itu.
"Ppfftt.."
Young eun menahan tawa ketika melihat Youngmin mengenakan pakaian yg diberikannya.
"MWOO??? Haa Haaaaa chi!"
Youngmin menatap tajam.
"Hahaha!! Gwieopttaa..!! Hahaa"
"Aissh..!"
Lagi lagi Youngmin menggerutu dan menarik narik sebagian lengan hoodienya karna kekecilan.
"dan Ini minumlah.."
Young eun menyodorkan sebuah teh hangat.
"Kau akan meracuniku?? Oh tidak, lupakanlah.. sudah cukup hanya pakaian ini yg membuatku tersiksa!"
Lagi-lagi Youngmin ragu akan kebaikan Youngeun setelah apa yang terjadi pada dirinya kini.
"Setidaknya teh ini sedikit membantumu, kau terkena flu.. minumlah.."
Youngmin menatap intens mata Young eun.
"Kau masih tetap menolak?"
Young eun mulai bersikap sinis.
"Baiklah.."
Youngmin menerima dan langsung meminumnya.
"Gomawo.."
Ucap youngmin pelan.
"apa? aku tidak mendengarnya, bisa kau katakan lagi!" goda young eun
"G gomawo" ucap youngmin kaku
"apakah hujan membuat suaramu hilang youngmin ah?" tanya young eun dengan menampilkan wajah pura pura panik
"YA! kau menggodaku hah" ungkap youngmin geram
"hahaha au perutku perutku haha" tawa young eun terbahak sampai sampai dia sakit perut
"Aisshh" youngmin hanya bisa terdiam karena kesal pada youngeun
hening, setelahnya mereka hanya terdiam seakan telah kehabisan topik untuk dibicarakan. sesekali hanya suara bersin youngmin yang terdengar
"ehm, sebaiknya kau segera pulang sebelum larut malam" youngeun mencoba mencairkan suasana
"yaa, kau mengusirku?" melas youngmin
"a aniyaa" jawab youngeun dengan takut menyinggung youngmin
"tega sekali kau mengusir pria tampan ini ke tengah hujan deras di malam hari. lagipula tidak ada tanda2 hujan akan segera berhenti" ucap youngmin seperti membawakan puisi dengan berputar putar sambil mengangkat tinggi2 cangkir teh
"lalu?" tanya youngeun bingung
"lalu apa lagi? aku akan menginap disini" jawab youngmin dengan santainya lalu duduk di sofa dengan menumpang kaki dan menyeruput teh hangat nya
"MWOOOO? YA! kau gila? bagaimana bisa kau menginap disini?"
"kenapa tidak? bisa saja kan!"
"andwe! kau tidak boleh menginap disini"
"apa salahnyaa? aku hanya numpang tidur!"
"pokonya gak bisaaa! lagipula ini masih awal kau bisa pulang, sekarang baru jam sebel..as" nada youngeun menurun di akhir
"ahh, sepertinya aku tidak punya pilihan" jawab youngmin menang
"andweee! pasti masih ada taksi diluar sana, kau bisa naik taksi bla bla bla"
"bla bla bla bla"
diakhir perdebatan keduanya duduk di kedua ujung sofa. youngeun duduk sila di atas sofa dengan wajah muram nya dan youngmin duduk tumpang kaki dengan cangkir teh masih melekat pada tangannya
"ehem, terima kasih atas kebaikan hatimu mengzinkanku menginap dirumah ayahmu nona park" ucap youngmin menang
"HA! siapa juga yang mengizinkanmu menginap disini" gusar youngeun mendelik kasar pada youngmin
"baik baik, tidak perlu repot repot. aku akan menganggapnya seperti rumahku sendiri"
"-,- Ya Tuhaan mengapa ini terjadiii :("
"kau tidak tidur?" tanya youngmin basa basi
"tidak! aku takut barang2 dirumahku akan hilang"
"haha jangan khawatir aku tidak akan mengambil barang2mu, aku hanya akan mengambilmu"
"apa?"
"apa?"
"aish, lebih baik aku menonton tv daripada berbicara tidak jelas denganmu!" youngeun mengambil remote di meja yang terletak di depannya
"uhuk" youngmin terbatuk menyemburkan teh yang sedang diminumnya lalu menyimpannya di meja
"YA! matikan televisinya matikaan!" seru youngmin panik
"waee?" tanya youngeun tenang
"matikaan cepat. atau atau pindahkan saja channel nya cepat"
"kau ini kenapa?"
"hei hei aku tidak main main aku seriuss" youngmin mencoba merebut remote dari tangan youngeun
"aku juga serius" youngeun meggoyang goyangkan tangannya agar youngmin tidak bisa merebut remotenya, dengan sengaja youngeun meninggikan volume televisinya
"YA park young eun!" bentak youngmin
"Youngmin ah, kau takut film horor?" tanya youngeun sambil menahan tawa
sejenak youngmin terdiam, namun ketika terdengar suara histeris dari film youngmin kembali tersadar. dengan segera dia merebut remote dari tangan youngeun.
‘plif” suara televisi dimatikan
“hahaha aku tidak pernah menyangka, kau.. takut sama film horor hhahaha” ejek youngeun
“a aku tidak takut, siapa yang takut?” youngmin membela diri
“benarkah? kalau begitu kembalikan remote nya!”
“kubilang tidak takut, aku hanya tidak suka saja”
“kalau begituu” youngeun merebut kembali remote dan menyalakan televisi
“plif’ ‘ahhhhh...’
“Aahhhhhh” youngmin berterika ketika televisi dinyalakan langsung tersaji adegan dimana seorang wanita menjeri melihat bayangan hantu
‘glek glek’ youngmin menelan ludah sementara gadis disampingnya youngeun hanya bisa menahan tawa
“AAAAAA”
“YA! APA YANG KAU LAKUKAN?” tiba2 mati lampu. Dengan histerisnya youngmin berteriak dan tanpa sadar langsung memeluk youngeun
“a a mian” youngmin segera melepaskan pelukannya pada youngeun
“em” jawab youngeun dan membuat jarak lebih diantara mereka. Setelahnya suasana menjadi canggung
“aku tidur duluan, kau tidur saja disofa ini” youngeun berusaha menghindari suasana yang canggung ini
“andwe! Kau harus menemaniku disini” youngmin menahan youngeun dengan menarik tangannya
“MWO?”
“setidaknya sampai lampu kembali menyala. Kumohon”
Untuk menghindari perdebatan akhirnya youngeun kembali duduk. Mereka hanya duduk terdiam, tak lama kemudian lampu kembali menyala.
“sudahkan? Ihh lepaskan tanganku!”
“hehe” youngmin hanya bisa menyerengeh
Akhirnya youngeun melenggang ke kamarnya meninggalkan youngmin sendiri di ruang keluarga. 30 menit berlalu youngeun sudah terlelap tidur dikamarnya, sementara di ruang lain youngmin hanya bisa melotot melihat lihat sekitarnya mungkin efek dari dia menonton film horor, mengintip lebih tepatnya.
“Ahhh” lampu tiba2 kembali padam
“yuoungeun ahh, youngeun. Ya park youngeun” dengan takut takut youngmin memanggil youngeun.
Keesokan harinya
07.00 KST
“Sayang apa kita keterlaluan meninggalkan youngeun sendiri dirumah?” seorang wanita setengah paruh baya bertanya kepada suaminya
“Kau sendiri yang ingin memberikan kejutan ulang tahun pada youngeun kan?”
“iya sih”
“tenanglah, aku yakin youngeun baik2 saja.apa kau sudah siap? Sebentar lagi kita sampai”
Sementara di ruangan lain youngeun bangun dari tidurnya karena merasa terusik ada sesuatu yang bergerak gerak diatas selimut yang sedang dipakainya, tepatnya dibawah kakinya.
Gadis itu mengerjap ngerjapkan matanya, mencoba membuat dirinya bangun dari tidur lelapnya.
“YA CHO YOUNGMIIINN! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?” youngeun berteriak ketakutan kepada lawan bicaranya dan dengan cekatan bangun dari tidurnya untuk duduk
“Emhh, aku hanya tidur. Diamlah kau ini berisik sekali!” jawab pria yang diteriaki youngeun dengan mata terpejam lalu membalikan punggung membelakangi youngeun sambil kembali tertidur
“Aku tanya? kenapa kau bisa disini?” youngeun menaikan kata2 nya sambil meraih selimut untuk menutupinya
“sudah kubilang, aku hanya tidur. Tenang saja aku tidak macam2 padamu” youngmin hanya menjawab dengan tetap pada posisinya
“pergi kau!” youngeun mendorong punggung youngmin dengan kakinya
‘BUKK’
Tidak ada respon dari pria itu
“youngmin ah, apa kau mati?”
“...”
“youngmin ah, kau baik2 saja?”
“...”
“ya cho youngmin!” dengan takut2 youngeun mencoba melihat youngmin dengan merangkat di kasurnya
“youngmin?”
“khhk khhk khhk” suara dengkuran youngmin menyambut youngeun yang ingin melihat pria yang sudah ditendang nya itu
“HAH! Awas saja kau kalau sudah bangun” geram youngeun
Youngeun mencoba mengingat ngingat, bagaimana yaoungmin bisa ada didalam kamarnya dikasurnya.
“Ahh benar, aku lupa mengunci pintu. Tapi, kenapa dia harus tidur disini? Cho youngmin, aku ini memang tidak menyukaimu. Sekarang kau membuatku makin3 tidak menyukaimu” youngeun menggerutu
‘youngeun ahh mama pulaaaang’
“MAMAH! Aaah gawaat, gimana iniii?” youngeun berlarian kecil dikamarnya karena panik. Dia menggoyah goyahkan tubuh youngmin, mencoba membuat youngmin bangun dari tidurnya
“ya youngmin ah ironaaaa!” young eun semu berbisik membangunkan youngmin karena takut ketahuan
“youngeun ah, kau dimana sayang?”
“ah papa! Aduuh apa yang harus aku lakukan?”
Setelah cukup lama berfikir youngeun akhirnya memutuskan untuk menutupi seluruh tubuh youngmin dengan selimut, bermaksud untuk menyembunyikannya. Dia cepat cepat keluar dari kamar, sebelum orang tuanya masuk ke kamarnya
‘cklek’
“AAHHH! Mama papa, kalian mengagetkanku saja”
“kau ini kemana sayang, kami panggil kau tidak kebawah. Yasudah mama sama papa naik saja”
“a i itu, ahh aku baru bangun tidur ma. Hoaahh” youngeun pura2 menguap untuk meyakinkan aktingnya
“emhh, memangnya tidur jam berapa anak papa ini hem?” tapa ayah youngeun sambil membelai rambut anaknya
“hehe. Eh, kenapa kalian sudah pulang? Kallian bilang nenek lagi sakit?”
“KEJUTAAAN” ucap ayah dan ibu youngeun kompak sambil mengeluarkan kue ulang tahun yang sedari tadi disembuknyikan de belakang tubuh ibunya.
“selamat ulang tahun sayaang”
“ahh mamahhh! Makasih ma pa, youngeun sayang kalian”
“kami juga sayang kamu. Oh iya, ngomong2 ini baju siapa. Tadi papa menemukannya di meja ruang keluarga” ayah youngeun menunjukan baju yg ditemukannya
“iya, mama juga tidak ingat kamu punya baju seperti ini. Juga di depan ada 2 sepatu, yang satu lagi punya siapa?”
‘gawaaat, gamana nih? Pake lupa segala lagi aku’ batin youngeun
“aa, anu mah pa itu ituu itu youngeun pijam sama temen, ah iya youngeun pinjam”
“benarkah?” ayah youngeun melihat gerak gerik yg berbeda dari putrinya
“iyaa, benar” jawab youngeun ragu ragu
‘meow meoww’
“wah kucing siapa ini youngeun ah, kenapa dia keluar dari kamaarmu”
“ahh itu semalam, youngeun membawanya kasian di kayanya dibuang sama pemiliknya. Bagus kan mah?”
“sebentar, sepatu.. baju.. kucing. Ayah penasaran apa lagi yang ada dikamarmu?” ayah youngeun tidak bisa menyembunyikan keheranannya lagi, dia memaksa ingin menerobos kamar putrinya itu.
“a ah papa. Mending kita potong kuenya aja yuu? Kebetulan aku laperr!” youngeun mencba mengalihkan kepenasaranan ayahnya
“engga, sebentar saja. Ayah pengen melihat kamarmu sebentar saja”
“tapi aku udah laper banget paa. Nantu aja liatnya yaa, yu mah” youngeun menahan ayahnya yang ngotot ingin masuk dengan merangkulnya
“iya paa, kasihan anak kita” sahut mama youngeun mencoba melerai keduanya
“ya udah yu, emang kamu tadi malam ga makan hem?”
“engga paa” youngeun bermanja2 mencoba untuk membuat ayahnya curiga
‘hoaaaaaam’
Baru beberapa langkah mereka beranjak dari depan kamar youngeun, tiba2 terdengar seseorang menguap. Dengan kompak ayah dan ibu youngeun kembali menengok kebelakang. Terlihat seorang pria jangkung yang sedang menguap sembari memejamkan mata dan menggaruk2 rambutnya sedang berdiri di pintu kamar youngeun. Seketika kue ulang tahun yg dipegang oleh ibu youngeun terjatuh kelantai. Dalam beberapa detik semua yang ada di rumah itu terdiam.
“young youngeun ah..” ayah youngeun tidak bisa melanjutkan kata2nya
Flashback
Seorang pria yang berbaring di atas sofa sedang mencoba untuk tertidur, sesekali memjamkan matanya namun kembali terbuka terus berucap mengatakan ‘youngeun youngeun ah’. Ia terlihat sangat gelisah, ia duduk dan melihat lihat sekelilingnya
“ahhh! Ahh kursi ternyata!” pria itu berteriak ketakutan dan melemparkan bantal kepada objek yang dikiranya hantu. Dan itu bukan yanh pertama kali ia melalakukannya.
“ahh masa bodo!” ia bangkit dari duduknya lalu berjalan di tengah gelap dengan tangan nya mencoba meraba2 sesuatu
‘duk’
“aish appooo! Ah kapan lampu ini akan kembali menyala? Apa ayah youngeun belum bayar tagihan listrik? Ahh tidak mungkin”
Ia mencoba terus berjalan, hingga menaiki anak tangga dan akhirnya dia sudah sampai di tempat tujuannya. Ia memegang knop pintu di depannya dan dengan hatu2 membukanya.
‘krieet’
Dengan ragu2 ia masuk.
‘youngeun ah, aku izin ikut tidur disini. Tenang saja aku tidak akan macam2, aku benar2 Cuma ikut tidur. Boleh ya? Kumohon. Terima kasih”
Setelah panjang berbicara sendiri, pria itu tidur di ujung kasur dibawah kaki gadis yang sedang tidur dibalik selimut lembutnya. Namun tidak dengan pria itu iya tidur diatas selimut dibawah kaki gadis itu, karena ia termasuk seseorang yang menjunjung tinggi etika kesopanan, hanya di waktu tertentu mungkin. Tapi dia benar sungguh2 dengan kata2nya ‘aku hanya numpang tidur’.
Keesokan harinya
“YA CHO YOUNGMIIINN! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?”
Flashback End.
"huhu..." Batin YoungEun merengek, ia tahu sesuatu yg tidak baik akan segera terjadi. Begitu pun dengan YoungMin yang menjadi salah tingkah.
"Ah.. Neomu gwiyowo.." Puji mamah YoungEun sembari menghampiri YoungMin dan mengelus-elus pipinya.
Bagaimana tidak? YoungMin muncul dengan wajah lugu bangun tidurnya, dengan rambut yang kusut namun membuat ia terlihat semakin lucu, dan dilengkapi dengan baju hangat ping bergamabar hello kitty milik youngeun yang ia kenakan telah melengkapi tampilan menggemaskannya. Di tambah sejak lama keluarga ini memang mengharapkan seorang anak laki-laki.
Ayah YoungEun merangkul bahu putrinya. Sambil tersenyum ia berujar. "Semalaman appa tidak bisa tidur karena memikirkanmu yang sendirian di rumah. Tapi ternyata kau di temani YoungMin ya? Persis seperti ulang tahunmu sewaktu kecil. Tidak disangka ya, sekarang kalian sudah besar dan kembali bersekolah di tempat yang sama."
"eh?" YoungEun heran.
"Ya, youngen ah, yeobo.. Tunggu apa lagi? Mari kita ke meja makan. Kasihan YoungMin, mungkin ia lapar, kan?" Ucap eomma Youngeun yang masih mengelus rambut YoungMin lalu menuntunnya ke ruang makan.
YoungEun malang yang kebingungan masih diam, ia baru saja mendapatkan respon mengejutkan dari orang tua yang mendapati laki-laki di kamar anak perempuannya. Tapi setidaknya ia bersyukur karena laki-laki itu adalah YoungMin. Ia tidak berani memikirkan bagaimana reaksi orang tuanya jika laki-laki itu bukan youngmin.
Mereka sarapan bersama di ruang makan, kemudia pergi ke ruang keluarga dan melihat-lihat album masa kecil. YoungMin sudah diterima seperti anggota keluarga di rumah youngeun. Dan dari album-album masa kecilnya yang baru ia lihat, ia sadar bahwa YoungMin ternyata teman masa kecilnya. Banyak foto-foto lama yang menunjukan aksi mereka berdua sedang meniup lilin bersama.
"Dulu setiap salah satu dari kalian ulang tahun, pasti kalian akan meniup lilinnya bersama-sama. Lucunya.. Haha.." Kata mamah Youngeun mengenang masa lalu.
"Ne, ajuma, aku ingat! Haha.." Timpal YoungMin.
Lagi-lagi YoungEun hanya diam dan berusaha mencerna suasana. Youngmin masih mengingatnya, masa kecil yang youngeun lupakan. "Jika ia tahu aku teman lamanya, Tapi kenapa selama disekolah ia bersikap biasa saja?"
...
Keesokan harinya.
@School
"Kya! Aku bisa jalan sendiri!" Sentak YoungEun pada YoungMin yang sedang menyeretnya ke puncak sekolah.
Mereka berjalan terburu-buru dengan sekumpulan kertas puisi tugas dari Sin Seonsaengnim.
Setibanya di puncak sekolah, "Mana tugas kita?" Tanya YoungMin.
"..." YoungEun menyerahkan kertas2nya.
Youngmin pergi ke pembatas yang ada disana, dan tanpa di duga, YoungMin membuang kertas2 itu ke bawah hingga mereka berhamburan terbang.
"Kya! Apa yang kau lakukan?" Sengit Youngeun.
"Sst.. Hari ini aku sedang tidak ingin memikirkan hal lain." Jawab YoungMin enteng lalu merebahkan tubuhnya di kursi yang ada disana.
Youngeun duduk di samping youngmin dan memberikannya death glare. Ia kehabisan kata2.
"Kemarin itu ulang tahun terakhirmu." Ujar YoungMin misterius.
"Ne?" Youngeun terkejut.
Youngmin bangkit dan duduk menghadap youngeun, "Ulang tahun terakhirmu yang ku hadiri." lanjutnya.
"..." Youngeun diam, kali ini ia lebih terkejut.
"Wae?"
"Ne? Haha.." Youngeun menyembunyikan perasaan kacaunya.
*hening*
"wae?" tanya Youngeun.
YoungMin bangkit dan berjalan menuju pembatas. Youngeun mengikutinya.
"Dengan perhitunganku, aku tahu hari kemarin akan terjadi. Kita di hukum bersama, pulang terlambat, dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama mu. Semua yang ingin ku lakukan hanya itu, sebelum besok aku pergi dari sini. Dan kucing itu, aku yang menyimpannya disana. Hehe.." Jelas YoungMin.
"Ne? Jahat!" Plak! Youngeun mendaratkan sebuah pukulan di bahu youngmin.
"Eh? Aku tidak tahu kalau kemarin malam akan turun hujan dan kucing itu akan kehujanan. Aku tidak memperhitungkan cuaca malam itu.. Tapi itu juga membuatku beruntung karena bisa menginap dirumahmu. Haha.."
"Haha.. Dasar!"
Mereka tertawa bersama, jika yang lain melihat, ini akan menjadi pemandangan tidak wajar, mengingat mereka tidak pernah serukun ini sebelumnya.
"Kau akan pergi kemana?" Tanya Youngeun kemudian.
"LA. Melanjutkan sekolah disana."
Youngeun tertunduk.
"Tapi dengan hari kemarin, aku yakin kau pasti akan selalu mengingatku sampai aku kembali." Lanjut youngmin.
"Ya, jika hanya agar aku mengingatmu, kenapa tidak kau lakukan dengan cara yang normal? Neo arra? Seharian kemarin kau benar2 membuatku geram!"
"Hehe.. Mian.. Memangnya jika hanya dengan cara yang normal apa kau akan mengingat hari kemarin? Masa kecil kita saja kau lupakan. Kepalamu ini hanya di isi dengan materi2 pelajaran!" YoungMin mendorong dahi Youngeun dengan telunjuknya.
"Ish.. Hehe.."
"Ku harap, kali ini kau tidak akan melupakannya. Dan berjanjilah untuk menungguku sampai aku kembali, dan kita akan merayakan ulang tahun bersama lagi."
....
Keesokan harinya, di bandara
Koper YoungMin siap di bandara. Semua kerabat mengantarnya ke bandara, termasuk youngeun dan orang tuanya. Tapi yang membuat semua orang kebingungan, dimana young couple itu.
Youngmin dan youngeun duduk di kursi bandara, mereka sengaja memisahkan diri untuk menghabiskan sisa waktu mereka.
"Berapa lama kau pergi?"
"mungkin 3 sampai 4 tahun."
*hening*
"Lalu?" Tanya Youngmin.
"Aku tidak akan mengatakan 'kajima'seperti yang banyak dikatakan pasangan-pasangan di bandara dalam drama. Aku hanya ingin kau menjaga dirimu dengan baik selama kau mengejar mimpimu, dan kembalilah saat kau ingin kembali."
"Aku juga tidak akan mengatakan 'tunggu aku'seperti yang pasangan-pasangan katakan di bandara dalam drama. Karena aku tau kau sangat mudah melupakan orang!" Timpal Youngmin.
"Haha.. Tapi aku akan menunggumu." Ujar youngeun.
"Aku akan kembali." Youngmin memeluk youngeun.
Lama mereka berpelukan, tanpa sadar air mata keempat mata itu jatuh. Ada ras tidak ingin berpisah, dan ada rasa sadar bahwa ini sebuah keharusan.
Youngmin melepaskan pelukannya dan memegang kedua pipi youngeun, "Ku harap kau akan mengingat ini." Youngmin menatap mata youngeun dalam dan mendekatkan wajah mereka. Dengan refleks youngeun menutup matanya, begitupun youngmin. Wajah mereka telah semakin dekat,
"Miaw.." eunmin (anak kucing yang malam itu) di atas pangkuan Youngeun menghamburkan suasana romantis mereka.
Dengan sigap mereka mebuka mata, membuat jarak, lalu tertawa bersama.
-SELESAI-
Epilog.
Hari-hari YoungEun kini berjalan tanpa gangguan kecil di kelas setiap harinya dari Youngmin.
Youngeun tengah bersepeda sore bersama kucing pemberian youngmin yang mereka namai eunmin. Lalu ia berhenti di depan sebuah semak tempat dulu ia menemukan kucing ini. Kemudian sebuah kotak yang malam itu membungkus eunmin kini ditemukan masih berada disana. Youngeun mengambilnya. Di dalamnya ia menemukan sebuah kalung berliontin setengah hati dan sepucuk, surat lusuh
-Happy birthday, Youngeun ah! Aku meninggalkan kucing dan kalung ini untukmu. Setengah dari liontin hati itu ada padaku. Kau tau apa artinya ini? Ini adalah sebuah kalung pasangan. Pakailah kalung ini jika kau mau. Aku juga telah mengenakan kalung pasangannya. Jo YoungMin-
No comments:
Post a Comment